Andalas Time.com, Padang — Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-28, akan dilaksanakan mulai 12 November 2020 mendatang di Padang Sumatera Barat. Kabar mengejutkan dan mengecewakan datang dari tokoh Penggerek Bendera MTQ Nas ke-13, dimana pada tahun 1983 (37 tahun lalu-red), Sumbar pernah sukses besar sebagai tuan rumah.
Ketiga tokoh senior Paskibraka adalah, H.Jhoni Nurdin dan Hjh Azmiati Aziz dan H.Firdaus Ilyas (ketiganya Pensiunan PNS). Jika pada tahun 1983 gaung dan gema Sumbar sebagai tuan rumah atau penyelenggara MTQ Nasional Ke-13 begitu hebatnya, karena begitu berdampak bagi pembangunan dan keterlibatan masyarakat ranah dan rantau.
“Saya teringat begitu gencarnya TVRI dan Tiga koran di Sumbar Haluan, Singgalang, Semangat memberitakan demam MTQ Nasional, sehingga memotivasi semua elemen masyarakat,” ujar Firdaus dalam perbincanganya dengan Firdaus Abie, yang membuat chanel youtubenya dengan tema Sumbar tuan rumah MTQ Ke-28 dan Kenangan Sumbar tuan rumah rumah MTQ Ke-13 Tahun 1983, Sabtu (7/11/2020) di Barau Cafe, kawasan Muaro Padang.
Seharusnya jauh hari sebelum pelaksanaan MTQ Nasional Ke-28, Pemprov Sumbar sebagai penyelenggara bersama Kemenag Sumbar memberikan kesempatan kepada pelaku sejarah MTQ Nasional ke-13 untuk memberikan masukan dan saran, namun ternyata hal ini tidak dilakukan, sehingga pelaksanaan MTQ Nasional Ke-28 Tahun 2020 ini terasa hambar bahkan pelaksanaan iven nasional di Ranah Minang seperti “ada dan tiada”.
“Mestinya MTQ Nasional Ke-28 mengemban muatan perekat bangsa ditengah kondisi bangsa dilanda wabah pandemi Covid-19. Apa pun iven nasional membutuhkan keguyuban,” jelas Firdaus Ilyas.
Menurut Firdaus, yang juga aktivis kepemudaan dimasa mudanya ini bahwa suksesnya perhelatan besar nasional tak terlepas dari kompromi dari antarpelaku. Disinilah perlunya toleransi, tenggang rasa, jiwa besar dan kearifan pihak Pemprov Sumbar dan Kemenag sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam menyukseskan MTQ Nasional Ke-28 ini.
“Panitia MTQ Nasional ke-28 ini kan mengabaikan berat sama dipikul ringan sama dijinjing,” ujar Firdaus.
Selanjutnya ketika ditanya tentang pelaksanaan pembukaan yang tinggal menghitung hari apa dilibatkan atau diundang dari pihak Panpel oleh Firdaus Abie, selaku moderator dalam perbincangan itu, ketiganya menjawab tidak ada.
Diakhir perbincangan itu Firdaus Ilyas dan Jhoni Nurdin menyampaikan ada Beberapa peninggalan Hasil MTQ Nas 13 itu yang bisa dirasakan masyarakat sampai Sekarang, diantaranya Stadion H Agus Salim, Sekolah Tinggi Ilmu Qur’an (STIQ), adanya Jln Khatib Sulaiman, Jln Raden Saleh dan banyak lagi peninggalan-peninggalan dari suksesnya MTQ Nasional Ke-13 di Padang.
Adanya perbincangan Firdaus Abie dengan ketiga tokoh penggerek bendera didasari cuitan Firdaus Ilyas di Akun FB nya dengan Judul “Masih adakah Kawan -kawan kami Paskibra MTQ Nas ke 13 Tahun 1983 lalu ”
Cuitan FB itu disampaikan Firdaus Ilyas berkaitan akan dibukanya MTQ Nasional ke-28 di Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.
Ketiga tokoh penggerak bendera itu, masing-masingnya membuka kenangan kesuksesan MTQ Nasional Ke-13, dimana pembukaanya menampilkan tari masal yang diiringi lagu-lagu Minang dan Gendang Tasa, Abad 2000 Pelajar, Kembang api yg menerangi kawasan Rimbo kaluang atau GOR H Agus Salim Sekarang.
Saat itu bagi masyarakat Indonesia suatu rangkaian acara yang langka sepanjang sejarah Pembukaan MTQ Nasional Sebelumnya. Betapa tidak, Panggung kehormatan dengan inspektur Upacara Presiden RI Bapak Soeharto, mereka bertiga H.Jhoni Nurdin dan Hjh Azmiati Aziz dan H.Firdaus Ilyas tampil sebagai penggerek bendera.
Sementara itu Pasukan 13 (MTQ 13) dan Pasukan 27 (Pembawa Bendera 27 Propinsi) diiringi Kontingen-kontingen dari 27 Provinsi se-Indonesia, yang betul-betul membuat Semarak Pembukaan MTQ Nas 13 saat itu. (Agusmardi)
Discussion about this post