Andalas Time.com,Padang – Sampai hari ini Jenderal Fakhrizal masih menempati posisi calon gubernur paling aktif turun ke lapangan dan paling banyak mendapat kunjungan pemilih saat turun ke bawah.
Koordinator kampanye Tim Pemenangan Fakhrizal Genius Umar Sumbar Helmi Moesim menyebut, selama satu bulan melakukan kampanye ke sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar, Jendral Fakhrizal disebutnya berhasil menyerap 1 juta calon pemilih.
Angka itu dipastikan akan bertambah lagi pada saat masa kampanye putaran kedua bulan Nopember ini. Bisa diperkirakan jumlah calon pemilih yang telah dan akan bertemu dengan mantan Kapolda Sumbar ini bisa mencapai 2 juta orang kurang lebih sedikitlah.
Apa yang terjadi jika populasi masyarakat sebanyak itu bertemu dengan cicit Panglima Perang Kamang ini?
Pertama, akan terjadi pergulatan besar dalam pikiran pemilih tentang siapa yang akan dipilih menjadi gubernur. Dalam posisi ini para pemilih dibuat “manigo” atau pusing 3 keliling. Sebab aura Jenderal Fakhrizal membuat keyakinan para pemilih terhadap dua paslon lainnya goyang.
Mengapa goyang? Sebab selama ini mereka hanya disuguhkan dendang dan nyanyi bagus dari dua calon sajo, sementara mereka baru tau, ado paslon no 3 yang ternyata secara kapasitas dan kapabilitas calon jauh melebihi dari dua calon lainnya.
Kedua, cerita yang beredar dari mulut ke mulut tentang sisi baik Irjen Fakhrizal, saat masih menjadi Kapolda Sumbar yang tidak sempat mereka dengar langsung, kini mereka lihat langsung.
Jika itu terjadi, maka seratus persen, pandangan masyarakat akan tertuju kepada Jendral Fakhrizal, sebab dia bicara jujur dan malah sangat jujur.
Coba bayangkan, ada cagub yang memuji paslon lain juga hebat dan semua bertujuan baik untuk daerah Sumbar dan mempersilahkan masyarakat untuk memilih mereka, termasuk dirinya sendiri.
Saya yang mengikuti perjalanan Fakhrizal ke lapangan sempat beberapa kali mendengar pernyataan masyarakat yang menghadiri kampanye Fakhrizal dan menyebutnya sangat rendah hati dan tulus dalam berpolitik. Mereka mengaku suka dan senang dengan kepribadian Fakhrizal, anak mantan tentara yang menjadi rohaniawan Islam di Rindam Sumbar atau batalion 133 sekarang.
Ketiga, simpati masyarakat terus mengalir kepada Fakhrizal karena cerita dia dianiaya secara politik oleh lawan lawannya sama persis dengan yang dialami SBY menjelang pilpres dulu, sehingga simpati masyarakat mengalir terus kepada Fakhrizal.
Lawan Fakhrizal sama sekali tidak menduga bahwa tekanan politik yang mereka tujukan kepada Fakhrizal berbalik menjadi energi baru bagi Fakhrizal, sebab saat bertemu dengan Fakhrizal mereka menjadi sangat simpatik dan berjanji akan memenangkan Fakhrizal jadi gubernur.
Sebaliknya famor dua calon lainnya kini malah menurun, disebabkan faktor diri calon yang bersangkutan dan faktor kenyataan politik yang membuat mereka tidak dipilih rakyat dan tidak ada hub menjadi gubernur Sumbar.
Sejarah pilkada Sumbar mencatat dua hal yang tak pernah terlupakan. Pertama, tidak pernah terjadi mantan atau walikota Padang terpilih menjadi gubernur Sumbar pada era pemilihan langsung ini.
Kedua, hal yang sama juga terjadi pada wakil gubernur Sumbar. Belum ada sejarahnya wakil gubernur Sumbar yang memenangkan Pilgub Sumbar, padahal mereka adalah calon incumbent.
Dengan peta politik Pilkada seperti itu, maka sangat besar peluang Fakhrizal menjadi pemenang Pilgub Sumbar kali ini. Sebab aura baiknya juga lebih besar dibandingkan aura buruknya. Bagi masyarakat itu menjadi pedoman dalam memilih.
Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, selain menjadi jenderal bintang dua di kepolisian, Fakhrizal juga alumni master hukum di UGM yang notabene menjadi panutan politik di kalangan cendekiawan.
Dan, Fakhrizal secara pribadi juga cerdas dalam berbicara dan membangun retorika politik Sumbar. (*)
Discussion about this post